Cengkareng, Selasa, 21 April 2009
Hari ini pagi yg sangat cerah, langit sangat biru hampir ndak ada awan dan aku ingat hari ini adalah Hari Kartini, SELAMAT HARI KARTINI bagi kaum perempuan di seluruh Indonesia :)
Mari kita nyanyikan lagu :
Ibu kita Kartini, Putri sejati, Putri Indonesia,Harum namanya.
Ibu kita Kartini, Pendekar bangsa, Pendekar kaumnya, Untuk merdeka.
Wahai ibu kita Kartini, Putri yang mulia, Sungguh besar cita-citanya, Bagi Indonesia.
Ibu kita Kartini, Putri jauhari, Putri yang berjasa, Se Indonesia.
Ibu kita Kartini, Putri yang suci, Putri yang merdeka, Cita-citanya.
Wahai ibu kita Kartini, Putri yang mulia, Sungguh besar cita-citanya, Bagi Indonesia.
Ibu kita Kartini, Pendekar bangsa, Pendeka kaum ibu, Se-Indonesia.
Ibu kita Kartini, Penyuluh budi, Penyuluh bangsanya, Karena cintanya.
Wahai ibu kita Kartini, Putri yang mulia, Sungguh besar cita-citanya, Bagi Indonesia.
Mari songsong hari baru dgn semangat Kartini... :)
BIOGRAFI R.A. Kartini
Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru, dengan pembagian buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Dalam bahasa Inggris, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Beberapa acara diadakan dalam rangka memperingati Hari Kartini :
1. Peringati Hari Kartini, 200 Polwan akan Bagikan Pin
(http://www.detiknews.com/read/2009/04/20/192715/1118516/10/peringati-hari-kartini-200-polwan-akan-bagikan-pin)
2. Bluetooth 3.0 Meluncur di Hari Kartini
(http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/04/13/09483392/Bluetooth.3.0.Meluncur.di.Hari.Kartini)
3. Hari Kartini, Murid TK Berpakaian Adat Naik Andong
4. Hari Kartini, Pegawai Bus Trans Jakarta Pakai Kebaya
5. Sambut Hari Kartini dengan Nikah Massal
6. Suvenir Hari Kartini dari Bank Sumsel
7. HARI KARTINI DAN HARI PENDIDIKAN DIWARNAI LOMBA
KOMPAS, Rabu, 22 April 2009, Semarak Hari Kartini di Jakarta
Peringatan Hari Kartini, Selasa (21/4), dirayakan semarak di Jakarta. Mulai dari para pegawai kantor wali kota, di jalan, di Kantor Samsat di Daan Mogot, Jakarta Barat, hingga para sopir bus jalur khusus merayakannya dengan cara berbeda. ”Kalau di lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, kami sengaja menggelar apel bersama dan semua pegawai mengenakan pakaian tradisional. Juga digelar lomba masak yang diikuti para pejabat pria. Ibu Tatiek Fauzi Bowo turut hadir di sini,” kata Sylviana Murni, Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa. Perayaan kebangkitan emansipasi perempuan ini juga diwujudkan oleh para sopir perempuan bus transjakarta yang memilih berdandan cantik dan mengenakan aneka busana tradisional. Meski mengaku merasa agak repot, mereka tetap ceria dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Readmore...