Sabtu, 07 Februari 2009

Asal Usul - Prosesi Budaya dan Lontong Capgomeh

KOMPAS, Sabtu, 7 Februari 2009 01:11 WIB
Erni, menantu Ny Kartika Tjandra pemilik Ketupat Capgomeh Gloria 65 di Jalan Pancoran, Glodok Jakarta Barat, Kamis (5/2), meracik ketupat capgomeh pesanan pembeli.

Suasana perayaan Capgomeh pada masa lalu sungguh mengesankan. Setidaknya itulah kenangan sejumlah warga keturunan Tionghoa. Capgomeh adalah hari kelima belas setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan puncak Capgomeh diisi pelbagai keramaian, seperti arak-arakan patung dewa dan sesembahan di kuil, serta atraksi budaya.
Pada akhir tahun 1970-an, arak-arakan Capgomeh masih berlangsung meriah di Kota Bogor. Aksi menggotong dewa, barongsai, liong, dan peragaan menusuk tubuh serta memotong lidah menarik minat ribuan warga yang tumpah ruah di Jalan Surya Kencana (dulu Jalan Perniagaan yang merupakan terjemahan dari penamaan Belanda: Handel Straat).
Sedangkan di kota-kota kecil di Jawa Tengah dan Jawa Timur digelar pertunjukan wayang kulit selama 15 malam sejak Imlek hingga Capgomeh. Pengamat budaya Tionghoa, Eddie Prabowo Witanto, masih ingat betul keramaian pertunjukan wayang kulit di kelenteng kota kelahirannya di Kebumen, Jawa Tengah.
”Sayang budaya tersebut lambat laun terkikis. Generasi muda Peranakan pindah ke kota atau ke luar negeri. Kegiatan yang jadi sarana silaturahmi seluruh warga itu menghilang,” kata Eddie Prabowo.
Kini perayaan Capgomeh mulai dihidupkan lagi, terutama melalui arakan budaya. Menurut rencana, di Bogor dan Jakarta, kegiatan tersebut digelar sepanjang Senin (9/2). Tidak hanya seni Tionghoa dan Peranakan, seni Betawi, Sunda, Jawa, Banten, dan suku lain tampil bersama menyajikan keindahan serta kebesaran Indonesia.
Dulu, perayaan Capgomeh juga menjadi ajang kumpul keluarga. Salah satu hidangan wajib dalam pertemuan itu tentu saja lontong atau ketupat capgomeh.
”Tetapi sekarang selesai sembahyang di kelenteng biasanya lalu pergi jalan-jalan. Hanya para orangtua yang bertahan menyediakan ketupat ini,” kata Lien, warga Senen yang ditemui saat menikmati ketupat capgomeh di Ketupat Gloria 65 di Jalan Pancoran, Jakarta Barat.
Toh, biasanya setelah melihat perayaan Capgomeh di Kelenteng Jin De Yuan Petak Sembilan, warga langsung menyerbu Ketupat Gloria.... (ONG/TRI)

Tidak ada komentar: