Rabu, 11 Februari 2009

Merayakan Cap Go Meh Bersama-sama

KOMPAS, Rabu, 11 Februari 2009 02:31 WIB
Ribuan warga di Kota Jambi sejak Senin malam hingga Selasa (10/2) kemarin memadati kompleks peribadatan Tionghoa untuk menyaksikan perayaan Cap Go Meh. Kendaraan hampir-hampir tidak dapat lagi melintas di kompleks peribadatan itu karena saking sesaknya kerumunan.


Di sini seluruh warga berbaur. Tak ada jarak antara pemeluk etnis Tionghoa, Melayu, dan etnis lainnya. Semua orang bersuka ria dan meluapkan kebahagiaan serupa saat menyaksikan kembang api berpendar memenuhi angkasa.
Berbagai atraksi yang ditampilkan selama masa perayaan ini juga tampak melibatkan banyak warga non-Tionghoa.
Kerumunan warga telah berlangsung sejak Senin sore. Perayaan dimulai dengan atraksi barongsai dan liong di halaman Klenteng Hok Kheng Tong. Suasana semakin riuh saat atraksi dilanjutkan dengan tampilnya para khitong, orang-orang yang kerasukan roh dewa.
Mereka menari-nari sambil sesekali membenturkan bola paku, sejenis senjata berbentuk bundar yang dipenuhi paku pada sekelilingnya, ke tubuh mereka. Benturan itu menusuk kulit sehingga mengakibatkan darah mengucur dari tubuh para penari pria ini.
Mulut dan pipi mereka ditancapkan besi bertusuk buah- buahan. Ada juga tusukan-tusukan di tangan. Ini menjadi penanda bahwa sebuah kekuatan yang lebih besar sedang berada di tubuh mereka.
Tak lama kemudian, muncul arak-arakan tandu dewa dan roh dewa dari dalam klenteng. Masyarakat Tionghoa memercayai bahwa di bangku-bangku berwarna merah yang mereka tandu itu dinaungi oleh dewa, seperti dewa penakluk roh jahat, dewa kompas penunjuk arah, dan dewa petir.
Ada dewa yang membuat gerakan kursi merah menjadi tampak tak terkendali. Tidak jarang para pemandu dibuat hingga terjatuh.
Perayaan Cap Go Meh berlangsung sangat meriah, baik di Klenteng Hok Kheng Tong, Klenteng Leng Chun Kheng, Cheng Hong Lau, maupun Klenteng Makin Sai Che Tien. Rombongan karnaval membentuk barisan sambil mengusung bendera, sepasang liong, barongsai, tandu dewa, dan roh dewa melewati klenteng-klenteng tersebut. Arak-arakan juga melintasi rumah-rumah warga etnis Tionghoa yang menyajikan berbagai sesajen di depan rumah mereka.
Pada perayaan Cap Go Meh 2560, sebagai hari terakhir masa perayaan Imlek, hadir sejumlah pejabat daerah, seperti Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin beserta Ratu Munawwaroh. Hadir juga Wali Kota Jambi Bambang Priyanto.
”Saat ini masyarakat Tionghoa berbahagia karena pemerintah telah memberi kebebasan bagi warga keturunan untuk beribadah serta memperingati hari raya Imlek dan Cap Go Meh. Pihaknya berharap kehidupan yang harmonis dapat senantiasa terjalin di masyarakat Jambi,” ujar Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Rozak. .engatakan, (ITA)

Tidak ada komentar: