Kamis, 12 Februari 2009

Beijing & Taipei

KOMPAS, Senin, 09 Februari 2009,01:03 Wib
BEIJING

Zhou Zhiping akan menjadi orang tertua yang pernah dihadapkan ke pengadilan di Beijing, China.
Zhou yang berusia 98 tahun bakal diajukan ke pengadilan atas tuduhan menipu seorang akademisi asal AS senilai 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,15 miliar. Kantor berita Xinhua, pekan lalu, melaporkan, Zhou memiliki koneksi bagus dengan mantan pejabat pemerintah yang punya akses ke dana milik tentara nasionalis Kuomintang yang dibekukan sejak perang melawan kaum komunis hampir setengah abad lalu. Sasaran penipuan adalah seorang pria akademisi warga AS keturunan China berusia 74 tahun yang menjanjikan dana 20 juta yuan bagi Zhou dan komplotannya jika bisa membantu mencairkan dana itu. Tidak dijelaskan nilai dana yang hendak dicairkan. Pria yang diduga bernama Chen ini membayar Zhou dan dua rekannya yang lebih yunior sebesar 749.000 yuan untuk upaya pencairan dana tersebut. Ternyata Zhou gagal dan diajukan ke pengadilan. Zhou hari Selasa lalu dijadikan tersangka di pengadilan Beijing yang punya catatan bahwa Zhou merupakan tersangka tertua sepanjang sejarah. Menurut Xinhua, kalau terbukti bersalah, hukuman 10 tahun penjara menanti Zhou. Berarti dia baru bebas setelah usia 106 tahun. Zhou sejauh ini menegaskan dirinya tidak bersalah.

TAIPEI
100 warga Taiwan, Sabtu (7/2), terjun ke laut di Yehliu, pelabuhan di pinggiran Taipei. Aksi ini adalah bagian dari tradisi yang sudah berlangsung lebih dari satu abad, bagian dari mencari keberuntungan hidup. Warga Taiwan ini melemparkan patung dewa dan dewi Tao ke laut guna mendapat berkat dan rezeki serta keselamatan bagi keluarganya. Mereka kemudian ikut terjun ke laut untuk mendapat berkah. Chien Kuo-Chin, seorang pedagang, membawa dua putrinya yang masih kecil dan ikut terjun ke laut guna mendapat keselamatan bagi keluarganya. Patung dewa dan dewi Tao diceburkan ke laut untuk mendatangkan berkat dan keberuntungan bagi penduduk lokal serta nelayan. Taoisme merupakan salah satu agama tertua dan banyak dianut di Taiwan seiring dengan agama Buddha. Acara membuang patung dewa dan dewi Tao ke laut sudah berlangsung lebih dari 100 tahun. Dengan membuang patung Tao ke laut, rakyat memenuhi keinginan dewa dan dewi. Maka, dengan sendirinya, dewa dan dewi juga akan memberi berkat, keberuntungan, dan nasib baik bagi penduduk setempat. Pengharapan akan nasib baik jelas semakin nyata pada tahun ini, seiring dengan kondisi krisis global yang mengancam bisnis dan lapangan kerja. Berharap adanya nasib baik dan keberuntungan, termasuk dengan menaruh harapan kepada dewa dan dewi Tao, jelas bukan sebuah kesalahan. Namanya juga berupaya, siapa tau dapat. (Reuters/AFP/AP/ppg)

Tidak ada komentar: